Hari ini, aku dan suamiku, Mas Bayu telah
sah menikah. Perkenalakan aku Ayu umurku 23 tahun. Ya mungkin banyak orang
yang bilang, aku terlalu muda untuk
menikah. Tapi bagiku itu tak masalah J. Suamiku, Mas Bayu usianya menginjak 27 tahun. Kami pertama
bertemu lima tahun lalu, dan pada tahun ke-7 ini, dia melamarku dan dalam waktu
satu bulan kami menggelar pernikahan kami dengan sederhana, hanya saudara dekat
dan tetangga kanan kiri rumah yang kami undang untuk menyaksikan ijab qobul
pernikahan kami. Hanya sebulan setelah perkenalan pertama kami, dia memintaku
menjadi kekasihnya. Meskipun kami “pacaran” lama, tapi aku dan dia punya
komitmen yang sama, aku masih perawan sampai sekarang dan dia juga masih
perjaka sampai hari ini.
Selama pacaran aku dan dia tidak pernah
macam-macam. Yaaahhh ga katro banget kaya yang gimanaaa, paling kami hanya
pelukan, cium pipi, ciuman bibir ga sering sii, tapi iya J jadi malu. Mas Bayu bekerja sebagai
seorang arsitek di sebuah perusahaan multinasional, sedangkan aku sendiri baru
saja menamatkan S1 ku. Namun, mas Bayu tak menginginkanku bekerja, jadi mulai
sekarang aku menjadi seorang ibu rumah tangga, yang akan mengurus semua
kebutuhan suamiku, dan mengurus anak-anak kami nanti.
Acara resepsi sudah selesai dan tamu-tamu
sudah pulang. Aku dan suami langsung menempati apartement baru kami, kado
pernikahan dari kedua orang tua kami. Setelah mamah papah pulang, aku dan mas Bayu
sama-sama kikuk. Aku merasa wajahku panas seperti terbakar, dan bisa ku tebak
wajahku memerah. Mas Bayu mendekatkan bibirnya ketelingaku, “wajahmu
memerah”, ucapnya yang membuat wajahku makin memerah. Mas Bayu menggenggam
tangan ku, mencium leher ku. “sini, mas bantu buka konde mu itu” kata Mas
Bayu. Aku menurut saja segera ku menuju meja rias di kamar pengantin kami. Aku
duduk, menatap Mas Bayu lewat pantulan dicermin. Perlahan Mas Bayu melepas
segala pernak-pernik yang ada di kepalaku. “dek, mas udah ga sabar ingin
menyatukan raga kita dalam kenikmatan”. Katanya. “iihhh mas,,sabar dong
kondeku saja belum terbuka”,jawabku pelan. ”wajahmu makin memerah,,ingin
langsung ku ciumi”, kata Mas Bayu sambil mengelus wajahku yang mulai bersih
dari make up tebal yang ku pakai.
“Cantikan ga pakai make up kamu dek, I Love
You”, katanya memuji ku.
Sambil menempelkan kemaluannya ke punggungku. Aku merasakan tonjolan panjang
dan keras. Aku merasa merinding, namun kemaluanku seakan menyambutnya. Kemaluanku
basah, jantungku berdebar-debar. Kupercepat menghapus make up, dan ku merasakan
Mas Bayu pun mempercepat melepas konde dan segala pernak pernik yang ada di
kepalaku. Selesai sudah aku menghapus make up dan Mas Bayu pun sudah selese
melepas kondeku. Tanpa sadar aku langsung berdiri, berbalik dan mencium bibir
Mas Bayu. Mas Bayu membalas ciumanku dengan panas, ciuman bibir terpanas yang
pernah kami lakukan. Mas Bayu menempelkan kemaluannya yang keras ke bagian
bawah ku. Aku bisa merasakan kemaluan itu di perutku. Ku remas kepala bagian
belakang Mas Bayu, sedangkan Mas Bayu meremas pantat ku. Dengan tak sabar Mas Bayu
membuka kebaya ku. Sedangkan aku membuka celana yang digunakan Mas Bayu.
Langsung kubuka dengan celana dalam yang digunakan Mas Bayu dengan sekali
tarik. Kemaluan Mas Bayu langsung mencuat keluar dengan gagahnya. Tak sabar,
langsung ku tangkap kemaluan yang sudah ku tunggu sejak lama. Ukuran kemaluan
yang lumayan besar, 20 cm dengan diameter sekitar 5-7 cm. Kemaluanku makin
basah, tanpa sadar Mas Bayu sudah menelanjangiku. “iihhh adek ga pake CD,
udah siap mas coblos ya?”, tanya Mas Bayu. Aku memang sengaja tak
menggunakan CD. Ku akui aku sudah sangat gatal ingin di gauli sama Mas Bayu. “adek
sudah gatal mas, pengen di kenthu”, jawabku tanpa rasa malu sedikitpun. Mas
Bayu langsung meraba kemaluanku dengan jari telunjuk dan jari tengahnya.
Dirabanya klistorisku yang sudah mengeras, nikmat bercampur geli kurasakan. Dan
tanpa sadar aku mendesah-desah. Tanganku sendiri masih sibuk mengelus kemaluan
Mas Bayu dan meremas buah zakar yang terasa penuh. Ku bayangkan betapa panasnya
kemaluanku disiram sperma yang tersimpan di buah zakarnya itu. Semakin aku membayangkan
semakin terangsang diriku. Mas Bayu mengangkat ku ke tempat tidur yang penuh
dengan taburan kelopak dan bunga mawar merah kesukaanku. Ranjang pengantin yang
harum dan menambah rangsangan birahi kami. Mas Bayu terus menggosok
klistrorisku, makin cepat dan membuatku tersengal-sengal “aaahhh aahhh masss
rasanya adek mau keluar” ucapku kepada Mas Bayu ku tercinta. ”keluarkan
sayang, jangan tegang, mas pengen liat wajahmu saat menuju puncak kenikmatan
dunia ini” jawab Mas Bayu. Tangan Mas Bayu makin bergerilia dikemaluanku,
aku bisa mendengar suara becek yang amat sangat dikemaluanku. ”aaaarrgggg
aaaahhhh maaassss aku keluar”, desahku yang tak bisa membendung kenikmatan
yang Mas Bayu berikan. “kamu makin cantik dek, klo lagi orgams”, ujar
Mas Bayu.
Tanpa memberiku jeda istirahat Mas Bayu
menaiki tubuhku. Menggesek kemaluannya yang tegang ke kemaluanku sambil menciumi
ku. Kepala kemaluannya menekan dan menggesek klistorisku. Linu bercampur
nikmat, itulah yang kurasakan. “Mas masukin sekarang ya dek, tahan ya..”,
ucapnya sambil menuntun kemaluannya yang besar dan keras menuju lubang
kenikmatan yang hanya kupersembahkan untuknya. Aku hanya mengangguk kecil, aku
merasakan kepala kemaluannya tepat didepan lubang kemaluanku. Mas Bayu menekan
dengan pelan. Perih, itu yang kurasakan sekarang. Tanpa kesulitan yang berarti
karena kemaluanku sudah sangat licin, kepala kemaluannya sudah menembus lubang
kenikmatanku. Kuteteskan air mata ku. Dengan sigap Mas Bayu menjilat air mata
ku, mencium leherku dan menggumamkan kata-kata manisnya “sabar sayang,
bentar lagi bakalan nikamat, lebih nikmat dari jariku yang tadi
mmmuuuaaacchhhh” , kata Mas Bayu sambil terus menekan kemaluannya.
Bleeesssss kurasakan rasa yang sangat perih di kemaluanku, dan kurasakan juga kemaluan
Mas Bayu yang keras mengganjal di kemaluanku. Aku pun merasakan ada cairan yang
sedikit hangat merembes keluar, aku sadar itu adalah darah keperawananku. Aku
tersenyum merasakan itu semua, rasa yang sangat campur aduk yang mendatangkan
kenikmatan dengan sendirinya.
Mas Bayu berdiam diri “ngilu sayang kemaluanku,
bentar lagi mas genjot”, itu yang dibisikannya aku hanya bisa mengangguk.
Perlahan aku merasakan Mas Bayu menggerakan kemaluannya. Gerakan pelan yang
makin cepat. “aahhh aaahhhh enak masss, terusin mas aaahhhh”, desahku
tanpa sadar. “kemaluanmu enak banget dek,,bakalan betah mas dirumah”,
ujar Mas Bayu. Benar kata orang, kenthu adalah surga dunia. Ku merasakan
kenikmatan yang amat sangat dalam tubuhku. Desahan dan leguhan kami saling saut
menyaut. Benar-benar nikmat dunia. Keringat kami membasahi sprei yang sudah
acak-acakan. Gerakan kami yang makin menggila seakan-akan akan merobohkan
ranjang pengantin kami. Keringat kami semakin membasahi kasur pengantin kami. Suara
kemaluan yang saling beradu semakin jelas terdengar. Kemaluanku kurasakan
semakin basah. Hilang sudah rasa perih pada kemaluanku, hanya kenikmatan saja
yang kurasakan pada kemaluanku. Mas Bayu mulai terengah-engah gerakannya
semakin cepat. Aku pun mengimbangi setiap gerakannya. Aku merasa hendak
mencapai puncak kenikmatan untuk kedua kalinya. “Mas,,aku mau nyampe lagi
mas...”, bisikku ke telinga Mas Bayu dengan tersengal-sengal. “Mas juga
mau nyampe, bareng yaa”, jawabnya. Mas Bayu mencium bibirku dengan
ganasnya. Tak kuasa ku menahan kenikmatan ini. Mas Bayu memberi kode untuk
melepaskan kenikmatan yang masih tertahan. Kami berdua saling mendesah melepas
segala sesuatu yang tertahan di dalam jiwa.
Kurasakan sperma yang menyembur kuat dari
kemaluan Mas Bayu. Terasa begitu deras, tak dapat kuhitung berapa kali kemaluan
Mas Bayu memuntahkan isinya. Denyutan kemaluan Mas Bayu begitu terasa. “Kemaluanmu
seakan-akan mengunyah milikku dek”, ucap Mas Bayu. Kata-kata Mas Bayu
membuatku bangga. Ya, istri mana yang tak bangga saat mengetahui suami
tercintanya merasakan kepuasan batiniah saat berhubungan intim. Aku tak
menjawab Mas Bayu, aku hanya bisa tersenyum dan mencium bibirnya dengan ringan.
Percintaan pertama kami yang sempurna. Dengan kenikmatan yang tak terkira. “Ploop”
suara kemaluan Mas Bayu yang keluar dengan sendirinya dari kemaluanku, kami
hanya tertawa ringan saat mendengar itu. Setelah kemaluan Mas Bayu keluar
kurasakan banyak sekali cairan hangat yang keluar dari lubang kemaluanku. Mas
Bayu merebahkan tubuhnya di sampingku, nampak kepuasan tergambar pada wajahny. Kupeluk
suamiku tercinta, dan diapun membalasan pelukanku. “Terima kasih sayang”,
ucap Mas Bayu, aku hanya mengangguk. Badanku terasa sangat lelah, namun aku tak
menampik semua kenikmatan yang datang kepadaku. Tak tahu siapa yang tertidur
duluan, kami tertidur tanpa busana dan saling berpelukan.
Aku terbangun saat mendengar suara
gemericik air, ah ternyata Mas Bayu bangun terlebih dahulu dan sedang mandi
sekarang. Ku susul suamiku itu ke kamar mandi. Terlihat punggung suamiku tanpa
selembar benangpun. Ku peluk Mas Bayu dari belakang, ku cium punggungnya. Tak
lupa ku raba kemaluannya. Tak ku sangka kemaluannya berdiri dengan kerasnya.
Mas Bayu berbalik lalu menciumku. Ciuman yang terasa aneh karena dibawah aliran
air shower kamar mandi kami. Kami pun mengulangi sebuah kerja sama yang sangat
kompak dalam meraih kenikmatan demi kenikmatan.
Tak terasa hampir satu jam kami beradu
asyik di kamar mandi. Kami menyudahi permainan dengan mandi bersama. Saling menyabuni
tubuh satu sama lainnya. Senja pun berganti malam, dengan perasaan senang dan
bahagia yang mungkin saja terpancar dari aura wajah kami. Aku dan Mas Bayu
keluar apartement untuk mencari makan malam. Ya, kami terlalu sibuk meraih
kenikmatan batiniah sampai lupa kalau tidak ada makanan apapun di apartement
kami, hanya air putih saja yang ada di dalam kulkas apartement kami.
Berjalan santai mengitari sekitar
apartement, akhirnya kami putuskan untuk makan lesehan dipinggir jalan. Kami memang
suka makan lesehan di pinggir jalan dari awal ketemu dulu. Setelah memesan
makanan, kami memilih duduk dibarisan depan warung lesehan itu, sambil melihat
hilir mudik kendaraan yang ada. Kami bercengkrama mengenang masa pacaran dulu.
Setelah makan malam, kami kembali ke apartement, sebelumnya kami mampir ke
sebuah minimarket untuk membeli beberapa bahan makanan dan kebutuhan lainnya. Akhirnya
kami tutup hari indah nan penuh kenikmatan ini dengan tidur nyenyak berpelukan.
Semoga hari-hari selanjutnya akan semakin indah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar